#Ekonomi #Digital Dinilai Mampu Kurangi #Ketimpangan
BONATUA ONLINE -- Kementerian PPN/ Bappenas akan menyelenggarakan Indonesia Development Forum (IDF) 2018 untuk mengatasi kesenjangan yang ada di wilayah Indonesia. Salah satu yang akan dibahas dalam IDF 2018 nanti adalah mendorong ekonomi digital untuk bisa mengurangi ketimpangan di daerah.
"Memang sudah saatnya Indonesia mengembangkan keduanya untuk mengembangkan distance learning pendidikan jarak jauh dan juga telemedicine atau akses pendidikan kesehatan," ungkap Bambang di Gedung Bappenas, Kamis (22/3/2018).
Bambang menilai, dengan digital maka antar daerah dan pusat bisa terhubung dengan baik. Dia mencontohkan saat ini petani maupun nelayan di daerah merupakan kelompok termiskin, padahal harga komoditas pangan dan ikan di pasar tidaklah murah.
"Jadi ada yang salah kalau petani dan nelayan itu masih tergolong miskin, tapi harga komoditas yang mereka miliki bisa dibilang tidak murah di pasar, berarti ada someone in between yang membuat pendapatan petani menurun, harga meningkat dan itulah yang terjadi karena terlalu banyak tata niaga middleman yang kemudian merugikan petani dan merugikan konsumen secara umum," jelasnya.
Mantah Menteri Keuangan ini menilai, teknologi digital adalah salah satu solusi untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan petani. Di mana menggunakan teknologi maka petani bisa mengetahui harga pasar dan memangkas tata niaga.
"Solusinya, beresin aja tata niaga, hilangkan saja middlemand nya. Kita enggak bisa hilangkan middleman nanti petaninya enggak bisa jual produksi sama sekali karena enggak ada yang menyambung. Tapi dengan adanya digital ekonomi, ini sudah mulai terbukti di beberapa daerah, paling enggak, middlemannya masih ada tapi petaninya punya bargaining power yang lebih kuat, karena petaninya enggak bisa dibohongi lagi," imbuhnya.
"Jadi bagaimana caranya petani-petani tahu (harga pasar), cukup dengan ponsel yang bisa mengakses harga jagung. Hal yang lain adalah kalau para petani itu memiliki konsolidasi dengan membentuk koperasi, dia bisa lewat koperasinya, dia masuk ke market tidak secara fisik tapi melalui jaringan digital, internet," tukasnya. (sumber)
"Memang sudah saatnya Indonesia mengembangkan keduanya untuk mengembangkan distance learning pendidikan jarak jauh dan juga telemedicine atau akses pendidikan kesehatan," ungkap Bambang di Gedung Bappenas, Kamis (22/3/2018).
Bambang menilai, dengan digital maka antar daerah dan pusat bisa terhubung dengan baik. Dia mencontohkan saat ini petani maupun nelayan di daerah merupakan kelompok termiskin, padahal harga komoditas pangan dan ikan di pasar tidaklah murah.
"Jadi ada yang salah kalau petani dan nelayan itu masih tergolong miskin, tapi harga komoditas yang mereka miliki bisa dibilang tidak murah di pasar, berarti ada someone in between yang membuat pendapatan petani menurun, harga meningkat dan itulah yang terjadi karena terlalu banyak tata niaga middleman yang kemudian merugikan petani dan merugikan konsumen secara umum," jelasnya.
Mantah Menteri Keuangan ini menilai, teknologi digital adalah salah satu solusi untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan petani. Di mana menggunakan teknologi maka petani bisa mengetahui harga pasar dan memangkas tata niaga.
"Solusinya, beresin aja tata niaga, hilangkan saja middlemand nya. Kita enggak bisa hilangkan middleman nanti petaninya enggak bisa jual produksi sama sekali karena enggak ada yang menyambung. Tapi dengan adanya digital ekonomi, ini sudah mulai terbukti di beberapa daerah, paling enggak, middlemannya masih ada tapi petaninya punya bargaining power yang lebih kuat, karena petaninya enggak bisa dibohongi lagi," imbuhnya.
"Jadi bagaimana caranya petani-petani tahu (harga pasar), cukup dengan ponsel yang bisa mengakses harga jagung. Hal yang lain adalah kalau para petani itu memiliki konsolidasi dengan membentuk koperasi, dia bisa lewat koperasinya, dia masuk ke market tidak secara fisik tapi melalui jaringan digital, internet," tukasnya. (sumber)
Tidak ada komentar